”Seni pertunjukan, sastra, dan kebudayaan tradisional di Nusantara seringkali dilupakan dan menghilang begitu saja. Bahkan, karena dogma-dogma dan ideologi pemerintah, banyak di antaranya dianggap haram dan tidak layak dikenang. Namun, Fandy Hutari bukan saja mengenang, melainkan juga menyusuri kembali jejak-jejak historis ini di dalam artikel-artikelnya.”
Soe Tjen Marching — akademisi, komponis, penulis, dan pendiri majalah Bhinneka.
”Adalah pilihan yang tidak mudah menjadi pemburu yang bergerak dalam samar puing-puing sejarah; terbatasnya data, minimnya dokumentasi. Mungkin ini adalah tantangan yang menggoda bagi kawan Fandy: menguak yang tertimbun dan tersamar menjadi terang; seperti halnya kalimat-kalimat yang mengulas tentang perjuangan panjang para pejuang budaya di dalam buku ini.”
F.W. Pei — pemimpin portal www.indonesiaseni.com
”Potret pergulatan seni Indonesia modern pada masa kebangkitannya dan resistensi seni tradisi terhadap gilasan pengaruh budaya asing pada masa kini. Buku yang sangat perlu dibaca.”
Supriyatna — Ketua Sanggar Motekar Jatinangor dan budayawan Sunda.
Review
Belum ada ulasan.